Pilih(an)
Hari ini bahkan kemarin atau bahkan ketika baru lahir, dihadapkan pada pilihan. Ingin keluar dari perut ibu menangis atau tidak ya. Ingin berlari dulu atau bicara dulu ya. Daan pilihan-pilihan lainnya yang selama hidup selalu menghampiri.
Namun,
Pilihan kini menjadi tidak semudah dulu untuk memilih. Banyak ina itu nya. Rasa gundah lah, apa kata orang lah, bagaimana jika bukan yang terbaiklah. Berbagai macam pikiran yang berhasil membuat diri sulit menentukan jawaban dari beberapa pilihan. Ya karena diri bukan Tuhan. Hanya saja, manusia seharusnya bisa mengendalikan. Tanpa ego rasanya nihil. Ego selalu menjadi peran tertinggi dalam kehidupan, bagi sebagian orang tentunya.
Memilih untuk bersama orang baru, o tentu hal yang sulit diterima. Secara, diri masih belum pulih seperti semula. Banyak pengalaman, banyak juga yang mulai ditakutkan. Terlalu penakut pada akhirnya sulit meluluh pada yang datang membawa kabar baik.
Bagaimana bisa diri sanggup menyesuaikan dengan cepat lagi seperti dulu. Sekarang butuh banyak waktu untuk bisa menentukan. Tidak ingin hal dulu kejadian, alhasil ya semacam trauma yang membekas. Sebabnya diri masih butuh pikir panjang. .. .... Begitu kiranya.
0 komentar